Senin, 17 Oktober 2011

Test Drive Mercy ML350 Sport dan GL500

img

Sentul, Bogor - Melihat tubuhnya yang bongsor dan terkesan mewah, baik ML350 Sport maupun GL500 nampak hanya mengandalkan tampang tanpa memiliki kemampuan layaknya sebuah Sport Utility Vehicle (SUV). Tapi, sepertinya tampilan mewah keduanya bisa menipu.

Sebab baik ML350 Sport maupun GL500 ternyata memiliki kemampuan yang cukup baik ketika diajak menerjang berbagai jenis medan. Dan hal itu kami buktikan ketika mendapat kesempatan mencoba mobil ini di arena Sirkuit Sentul, Jawa Barat kemarin.

Baiklah. Sebelum kita masuk ke dalam kabin SUV mewah ini, mari kita bersama membahas tampilan luarnya yang tentu akan membuat siapa saja yang melihatnya melirik walau hanya sekilas.

Dari tampang luarnya, baik ML350 Sport maupun GL500 memiliki aura tangguh khas Jerman. Grill besar yang berpadu dengan lambang bintang khas Mercedes-Benz secara langsung mampu membuat keduanya tampil sporty.

Garis desain keduanya hadir sederhana namun memiliki aura ketegasan yang tidak bisa dipungkiri.

Lampu LED yang berperan sebagai Daytime Running Lamp di bagian depan berpadu dengan headlight B--Xenin yang sudah dilengkapi Active Light System serta tail lamp yang juga menggunakan LED juga turut membantu menyelaraskan aura ketegasan dan kemewahan dalam sekali pandang.

Masuk ke dalam kabin, hampir tidak terasa nuansa sebuah SUV. Selain posisi duduk yang terasa agak tinggi, kabin ML350 Sport dan GL500 lebih memancarkan kenyamanan dan kemewahan khas Mercedes-Benz yang biasa ditemui di sedan-sedan mewahnya.

Di kemudinya beragam instrumen bisa dikendalikan tanpa perlu melirik ke tengah dashboard. Sementara di atap kabin, ada sunroof yang membuat nuansa lega pada mobil Eropa ini.

Pengetesan pertama yang kami lakukan pada kedua mobil ini adalah pengetesan slalom dimana cone-cone ditempatkan sedemikian rupa hingga para pengendara harus bermanuver tanpa kehilangan kendali atau pun mengurangi kecepatannya.

Mobil pertama yang kami tes pada tes pertama ini adalah ML350 Sport. Mesin pun dinyalakan. Suara mesin V6 yang berkapasitas 3.498 cc menderu dengan lembut. Posisi gigi pun dirubah hingga ke posisi D dengan mode sport. Gas ditekan dan mobil meluncur ke depan.

Jujur saja dengan dimensi 4.781x1.911x1.815 mm (PxLxT) agak ragu rasanya menggeber mobil ini untuk bermanuver agak ekstrem. Di takutkan mobil akan limbung yang pada akhirnya akan menyebabkan under-steer.

Tapi ML350 Sport, memupus keraguan itu. Tubuh tambun ML350 Sport ternyata dapat dikendalikan dengan jinak tanpa perlu merasakan limbung yang berarti.

Dengan wheelbase 4.781 mm, mobil ini bergerak lincah. Zig-zag melewati cone yang disiapkan di sirkuit internasional tersebut.

Mesin yang memiliki tenaga sebesar 272 hp di putaran 6.000 rpm dan torsi 350 Nm di rentang 2.400-5.000 rpm terasa mantap mengisi semua putaran mobil ini. Transmisi 7G-TRONIC pun dengan mumpuni menyalurkan tenaga tersebut ke roda berukuran 19 inchi yang menjadi kaki mobil ini.

Begitu pula yang kami rasakan ketika mengendarai GL500. Hanya saja, GL500 memiliki keistimewaan yang kami suka, yakni tenaga yang besar.

Dapur pacu V8 berkapasitas 5.461 cc yang tersembunyi dibalik kap mesinnya terasa memberi tenaga yang besar dan mengasyikkan. Kekuatan mobil ini diklaim mampu mencapai 388 hp di 6.000 rpm dengan torsi 530 Nm di rentang 2.800-4.800 rpm.

Pedal gas pun diinjak, tenaga tersalurkan melalui transmisi 7G-TRONIC ke pelek 20 inchi. Dimensi GL500 yang lebih bongsor dari ML350 Sport dengan rincian 5.077x1.920x1.840 mm (PxLxT) dan wheelbase 3.075 mm pun kembali membuktikan diri kalau ukuran tidaklah menyulitkan manuver mobil ini. Sebagai gantinya, handling yang ramah menemani sesi pertama ini.

Lepas sesi pertama, rintangan kedua menatap kedua mobil tersebut. Di sesi kedua ini, mobil diharuskan melewati dua deret balok yang disusun tidak sejajar.

Deretan balok sebelah kanan diletakkan selangkah lebih maju dibanding deretan balok sebelah kiri.

"Disini kita akan mengetes bagaimana kemampuan mobil menyelaraskan traksi roda-rodanya ketika ada salah satu atau dua roda yang kehilangan 'pijakan'," jelas instruktur Mercedes-Benz Driving Experience, Sven Schroder yang jauh-jauh datang dari Jerman.

Giliran pertama jatuh pada GL500. Di trek ini perlahan namun pasti mobil dimajukan. Roda depan sebelah kanan yang pertama menyentuh balok kayu, baru 30 cm setelahnya roda depan-kiri yang mendapat kesempatan.

Lepas 2-3 meter, balok sebelah kanan 'habis.' Di posisi ini mobil hanya bertumpu pada dua roda saja yakni roda depan-kiri dan roda belakang-kanan. Bila di mobil biasa mobil dipastikan akan stuck karena kehilangan traksi, GL500 membuktikan sebaliknya.

Secara otomatis sistem penggerak 4 wheeldrive (4WD) mengatur power yang disalurkan ke roda-rodanya agar setiap roda mendapat kekuatan yang dibutuhkan menghadapi medan ini. Balok yang diatur sedemikian rupa itu pun berhasil kami lewati tanpa kendala.

Lalu ditantangan selanjutnya mobil diharuskan melewati sebuah jalan buatan berupa papan yang memiliki kemiringan 45 derajat yang harus dilindas hanya dengan menggunakan dua roda, pertama papan miring yang kami lindas dengan kedua roda di kanan kendaraan.

Mobil pun berjalan miring, disini kestabilan mobil ini jelas terasa tanpa perlu takut 'tumpah.' Mobil miring ke kiri dengan cukup ekstrem. Lepas dari jalan ini, ada sebuah jalan miring buatan lainnya, kali ini mobil dibuat miring ke kanan.

Dan lagi-lagi, SUV mewah ini membuktikan kalau kemampuannya dapat diandalkan. Tantangan ini pun mampu dilalui tanpa kendala.

Selesai dengan GL500, detikOto mengetes ML350 Sport melewati ketiga rintangan tadi. Dan hasilnya, seperti halnya GL500, saudara mudanya ini pun mampu membuktikan diri tidak hanya menjual kemewahan belaka, tapi kemampuan melibas segala medan.

Rintangan terakhir untuk pengetesan kedua SUV kali ini adalah sebuah 'piramida' buatan setinggi 4 meter yang memiliki kemmiringan 45 derajat harus dilewati kedua mobil ini.

Perlahan namun pasti, ML350 Sport yang tadi kami tunggangi pun langsung diarahkan ke piramida ini. Mobil pun menanjak. Bila dilihat dari luar, mobil ini seolah berdiri dengan dua ban belakang sebagai kaki dan dua ban depan sebagai tangan yang merayap ke piramida buatan tersebut.

Di tengah tanjakan piramida itu, detikOto diperintahkan Sven untuk mengerem. Hard breaking. Mobil tentu berhenti. Tapi hebatnya, bukannya mundur ke bawah, ML350 Sport malah diam! Berhenti dalam posisi berdiri.

Pun ketika mencapai puncak piramida dan harus menuruninya, ML350 Sport tampak mampu menghadapinya dengan tenang. Selepas piramida tersebut, ML350 Sport harus melewati jalur air setinggi 30-40 cm. Dirintangan terakhir ini, ML350 Sport dengan tenang melibasnya meski air merendam seluruh roda kendaraan. Semburan air di kiri-kanan mobil pun terbentuk.

Begitu mengetes kedua rintangan ini dengan GL500, tidak terasa perbedaan kemampuannya meski tidak dipungkiri kalau semburan tenaga dari mesn GL500 terasa lebih bertenaga dibanding ML350 Sport.

Piramida yang memiliki kemiringan 45 derajat dapat ditempuhnya dengan mudah. Begitu pula ketika harus memberhentikan mobil ini ditengah tanjakan. Tidak ada masalah sama sekali!

Dan akhirnya. Don't judge a book by it's cover! Jangan coba-coba menghakimi kemampuan kedua mobil ini hanya dari tampangnya. Meski memiliki tampilan wajah yang mewah dan rupawan jangan anggap kedua mobil ini hanya jual tampang.

Sebab baik ML350 Sport maupun GL500 ternyata mampu membuktikan diri bahwa mereka masih memiliki DNA tangguh sebuah SUV meskipun tampilan dan fitur-fitur yang dikandungnya tidak kalah dengan sebuah sedan mewah.(sumber detik.oto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar